Kamu tahu kenapa aku memilih tidak menghubungi mu lebih dulu? Memilih untuk tidak mengatakan bahwa aku menyukaimu lebih dulu? Atau mencari perhatianmu dengan berbagai cara? Ya karna aku menginginkan kamu yang melakukannya lebih dulu kepadaku. Tapi bukan itu yang menjadi alasan utamanya. Alasannya "karna aku tidak ingin kamu merasa tidak nyaman dengan apa yang aku lakukan". Aku rela tidak mengirim pesan untuk tahu kabar mu, sedang apakah kamu, sedang dimana kamu ataupun sedang bersama siapa kamu disana. Padahal aku tahu nomor ponselmu, pin bbm mu atau segala akun sosial media mu. Kamu tahu kenapa? Ya tetap aku tidak ingin kamu merasa tidak nyaman. Apa kamu ingin mengetahui kenapa aku berfikir kamu akan merasa tidak nyaman? Coba ingat-ingat lagi. Aku pernah memberi ucapan selamat hari raya idul fitri. Itu adalah pesan pertama yang aku kirim kepadamu. Dan di hari itu ada 1 kalimat yang membuatku sedikit terluka, "memang kamu kuliah dimana?". Apa selama hampir 1 tahun kamu tidak mengenal ku? Atau setidaknya mengetahuiku? Padahal kamu yang terlebih dahulu mengikutiku dengan nomor ponselku. Kamu menambahkan aku sebagai teman mu dengan nomor ponsel ku tapi tanpa mengenal atau mengetahui siapa aku? Sebegitu kecilkah aku sampai tidak terlihat oleh matamu? Pada saat itulah aku berfikir kamu akan merasa tidak nyaman dengan orang yang sama sekali tidak dikenali oleh mu. Hari berganti bulan sampai bulan berganti tahun semua masih tetap sama, aku tidak terlihat oleh matamu. Mungkin memang tidak akan ada perubahan jika tidak ada yg dilakukan. Selama 2 tahun yang kulakukan hanya menyebut namanya dalam doa, melihatnya dari jauh, dan mencari tahu keadaan dan keberadaannya dari segala media sosialnya. Saat aku memutuskan untuk hanya mencari tahu keadaanmu dari media sosial, aku juga tahu apa yang akan aku alami nanti. Hanya ada 2 kemungkinan yang akan aku rasakan saat aku melihat segala media sosialmu, yang pertama aku bahagia karna kamu baik-baik saja, atau terluka karna kamu sudah bersama orang yang kamu cintai. Dan saat itu aku merasakan hatiku terluka. Siapa yang melukai hatiku? Kamu? Bukan! Yang melukainnya adalah diriku sendiri karna sejak awal aku tidak mengatakan bahwa aku menyukaimu, bahkan lebih dari sekedar menyukai. Jadi jangan khawatir, jangan pernah mengatakan bahwa ini salahmu karna memang ini bukan salahmu. Dan aku baik-baik saja, sungguh aku baik-baik saja.