Minggu, 03 Januari 2016

PENDIDIKAN KELUARGA DAN DALAM FILSAFAT AKSIOLOGI


Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh orang yang tentu saja orang yang dewasa secara intelektual, spiritual, emosional maupun social untuk membimbing dan mengarahkan seseorang atau sekelompok orang menuju kualitas hidup yang lebih baik. Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang, keluarga atau pun masyarakat. Pendidikan yang paling pertama dan utama terjadi pada keluarga, yaitu orangtua sebagai pendidiknya. Pendidikan ini disebut sebagai pendidikan keluarga yang nantinya akan membentuk karakter terutama moral atau etika pada seseorang. Di zaman saat ini moral dan etika pada anak sudah semakin merosot. Pada permasalahan ini dapat di pecahkan melalui pendekatan filosofis seperti ontology, epistimologis dan aksiologis. Namun, bahasan tulisan ini di khususkan pada landasan aksiologinya.
Menurut Kamus Filsafat, Aksiologi Berasal dari bahasa yunani Axios (layak, pantas) dan Logos (Ilmu). Jadi aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai. Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai (value), seperti etika dan estetika.
Etika bersangkutan dengan masalah kebaikan, sedangkan estetika dengan masalah keindahan. Tetapi dewasa ini, istilah axios (nilai) dan logos (teori) lebih akrab dipakai dalam dialog filosofis. Jadi, aksiologi bisa disebut sebagai the theory of value atau teori nilai. Bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan (means and ends).
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk melakukan perubahan menjadi yang lebih baik. Sedangkan Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk. Jadi pendidikan keluarga adalah usaha yang dilakukan sekelompok orang yang hidup bersama untuk melakukan perubahan dengan menanamkan nilai-niai kebaikan yang dibutuhkan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
Secara historis, axiology yang lebih umum dipakai adalah etika (ethics) atau moral (morals). Dalam hal ini moral harus benar-benar terdapat pada diri seseorang. Moral terbentuk karena adanya suatu didikan dari seseorang. Pembentukan moral ini dilakukan oleh orang tua kepada anaknya sejak masih kecil yang disebut pendidikan keluarga. Orangtua harus mengerti bagaimana mendidik anak secara benar. Tidak hanya cukup mengerti saja, orangtua juga harus bisa menerapkan pendidikan keluarga itu kepada dirinya sendiri. Karena orangtua adalah pendidik yang paling utama. Disebut pendidik utama karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pertama, karena merekalah yang pertama mendidik anaknya.
Pendidikan keluarga ini harus dilakukan oleh orangtua kepada anaknya karena ini akan membentuk moral pada anak dimasa yang akan datang. Sejak bayi anak sudah bersama orangtuanya, sejak saat itu pula anak diajarkan hal-hal yang baik seperti mengajaknya bercanda dan tertawa setelah itu memperkenalkan nama-nama keluarga dan lain-lain. Tapi Pendidikan keluarga ini sudah sangat jarang dilakukan oleh beberapa orangtua. Karena beberapa orangtua lebih mementingkan pekerjaannya dari pada perkembangan dan pembentukan moral anaknya.
Pendidikan keluarga dapat dilakukan melalui peneladanan dan pembiasaan. Orangtua adalah orang yang menjadi teladan anaknya. Setiap anak, mula-mula mengagumi kedua orangtuanya. Semua tingkah orangtuanya ditiru oleh anak itu. Karena itu, peneladanan sangat perlu. Misalnya mengucapkan salam saat masuk atau keluar rumah, berbicara yang sopan kepada orang yang lebih tua, sholat 5 waktu walaupun hanya gerakannya saja dan lain-lain.
Peneladanan dan pembiasaan ini perlu dilakukan oleh orangtua karena pada saat itulah tindakan-tindakan atau ajaran yang telah diberikan orangtuanya dapat melekat pada diri anak tersebut dan jadi kebiasaan yang dilakukan oleh anaknya. Misalnya orangtua tahu bahwa sholat 5 waktu adalah kewajiban, dia memberi tahu kepada anaknyanya bahwa sholat 5 waktu adalah kewajiban, tapi orangtuanya tidak melakukan sholat 5 waktu, pada saat itulah anak akan menganggap bahwa orangtuanya saja tidak melakukan hal yang pernah dikatakan orangtuanya kepadanya.
Pendidikan keluarga ini bisa diberikan kepada anak melalui contoh-contoh kecil, misalnya mengajarkan sholat, bersedekah, saling tolong menolong dan masih banyak lagi. Contoh-contoh ini harus terlebih dahulu dilakukan oleh orangtua sehingga anak akan menirunya. Pendidikan keluarga ini yang akan membentuk moral seseorang. Seseorang diajarkan sejak kecil dengan hal-hal yang baik, diajakan membedakan mana yang baik dan buruk, diberikan contoh yang baik dari orangtua akan membentuk moral dan etika anak yang baik. Maka dari itu orangtua adalah pendidik dan teladan bagi anak-anaknya. Apa yang dilakukan orangtuanya maka akan dilakukan pula oleh anaknya.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan keluarga memang sangat penting. Orangtua adalah pendidik utama dan pertama karena besar sekali pengaruhnya. Pendidikan keluarga ini dapat dilakukan dengan peneladanan dan pembiasaan. Orangtua adalah orang yang menjadi teladan anaknya. Setiap anak, mula-mula mengagumi kedua orangtuanya. Semua tingkah orangtuanya ditiru oleh anak itu. Karena itu, peneladanan sangat perlu. Misalnya mengucapkan salam saat masuk atau keluar rumah, berbicara yang sopan kepada orang yang lebih tua, sholat 5 waktu walaupun hanya gerakannya saja dan lain-lain. Jika orangtuanya saja tidak memberi contoh dan tidak menjadi teladan yang baik maka anak juga akan mengatakan bahwa apa yang dilakukan orangtuanya seperti itu dan dia akan melakukan hal yang sama seperti orangtuanya. Oleh karena itu sejak kecil anak sudah diajarkan hal-hal yang positif, tetapi tidak hanya diajarkan, orangtuanya pun harus mencontohkannya kepada anaknya. Agar apa yang telah dilakukan oleh orangtuanya dapat melekat pada diri anaknya dan menjadi pembiasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar