Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon
berada di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota Cilegon
dikenal sebagai kota industri. Sebutan lain bagi Kota Cilegon adalah Kota Baja
mengingat kota ini merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara karena
sekitar 6 juta ton baja dihasilkan tiap tahunnya di Kawasan Industri Krakatau
Steel, Cilegon.
disahkannya Peluang yang diberikan Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah semakin memberikan keleluasan bagi Kotamadya Cilegon
(selanjutnya disebut Kota Cilegon) untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Kota
Cilegon. Peluang tersebut semakin nyata setelah institusi pemerintah di Kota
Cilegon menjadi lengkap dengan terbentuknya DPRD Kota Cilegon.
Dengan ditetapkannya dan disahkannya UU No. 15 tahun 1999 tanggal 27
April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya
Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota Administratif Cilegon berubah menjadi
Kotamadya Cilegon, dengan duet kepemimpinan Drs. H. Tb. Rifai Halir sebagai
Pejabat Walikota Cilegon dan H. Zidan Rivai sebagai Ketua DPRD Cilegon.
Produk budaya masyarakat cilegon antara lain tarian Bendrong Lesung,
Patingtung Bambu, Pencak Silat Khas Cilegon, Rampak Bedug, Yalil, dan Ubrug.
Produk Budaya lain berupa benda adalah Golok, alat musik patingtung, dan yang
paling terkenal dan baru adalah Batik Lereng Lesung Mandiri
Batik Lereng Lesung adalah
batik khas Kota Cilegon. Awal kemunculan batik lereng
lesung bermula pada Lomba Desain Batik Cilegon 2006 yang diadakan Bidang
Pariwisata dan Budaya Despindak. Hingga akhirnya batik lesung diproduksi dan
dipatenkan oleh Wali Kota Cilegon sebagai batik khas Cilegon.

Filosofis batik
lereng lesung mandiri :
1.
Simbol ”rumput laut”
yang di padu dengan ”isem-isem cecek krambyang” menggambarkan letak geografis Kota Cilegon
yang dibatasi oleh garis pantai yang penuh dengan interaksi sebagai kota yang
dinamis bagai air
laut terus
bergerak menghasilkan gelombang dan riaknya, hingga menjadikan kota ini serat
dengan dinamika kehidupan.
2.
Simbol ”Lesung”
diangkat dari salah satu seni budaya tradisional Kota Cilegon yakni Bandrong Lesung yang
merupakan seni budaya yang berkembang dalam masyarakat Kota Cilegon, sekaligus
merupakan kristalisasi dari nilai-nilai budaya, estetika, sikap, dan tata
kehidupan masyarakat Kota Cilegon. Selain itu simbol lesung berfungsi simbol kembar
(lesung = kapal) dan rantai tali jangkar kapal yang melambangkan Kota Cilegon
sebagai Kota Pelabuhan,
dimana Kota Cilegon mempunyai Pelabuhan
Merak dan Cigading yang juga
merupakan salah satu motor penggerak perekonomian dan pariwisata.
3.
Simbol ”Kuba Masjid”
merupakan gambaran tentang kepercayaan adat istiadat dan agama di Kota Cilegon
sebagai manifestasi dan komunikasi masyarakat Kota Cilegon yang bernuansa
religius/agamis.
4.
Simbol ”Bunga Melati,
Mawar,
dan Rumput laut” adalah simbol keadaan alam flora dan fauna Kota Cilegon yang
memberikan gambaran bahwa masyarakat Kota Cilegon penuh kasih, cinta, dan ramah
tama.
5.
Simbol ”Roda Gerigi” merupakan gambaran bahwa
Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri baik secara skala nasional maupun
internasional, dan terbuka untuk investor.
Batik lereng
lesung mandiri menggambarkan
simbol-simbol dari potensi yang dimiliki oleh Kota Cilegon, yaitu :
- Cilegon Sebagai Kota Agamis
- Cilegon Sebagai Kota Investasi
- Cilegon Sebagai Kota Industri
- Cilegon Sebagai Kota Budaya dan Wisata
- Cilegon sebagai Kot Pelabuhan
- Cilegon Sebagai Kota Pesisir

Batik lereng lesung mandiri ini digunakan oleh setiap anak Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah menengah Atas, Sekolah Mengengah Kejuruan
bahkan sampai Pegawai Negeri Sipil. Batik lereng lesung ini memiliki berbagai
macam warna. Warna-warna yang berbeda ini untuk membedakan penggunaannya, ada
warna merah untuk siswa-siswi SD, biru untuk siswa-siswi SMP, kuning untuk
siswa-siswi SMA/SMK serta warna ungu dan coklat digunakan untuk Pegawai Negeri
Sipil. Hampir semua sekolah SD, SMP, SMA/SMK menggunakan batik ini, ada yang
digunakan pada hari rabu, kamis atau jumat, tergantung kesepakatan pihak
sekolah.
Batik ini salah satu identitas dari suatu daerah. Seperti halnya batik
lereng lesung ini yang merupakan identitas dari kota cilegon. Sampai saat ini
batik lereng lesung masih digunakan dan dilestarikan. Sebagai masyarakat cilegon
saya merasa bangga pernah menggunakan batik ini dan masih ada kebudayaan kota
cilegon yang masih dilestarikan sampai saat ini. Dengan penggunaan batik lereng
lesung ini saya lebih menghargai hasil karya orang lain, mengetahui makna-makna
dari setiap symbol yang terdapat didalam batik dan tetap menjaga batik lereng
lesung mandir ini agar tetap menjadi identitas kota Cilegon. Jika bukan kita
masyarakat kota cilegon lalu siapa yang akan tetap menjaga dan melestarikan
kebudayaan kota kita?
Dapat disimpulkan bahwa batik lereng lesung mandiri ini tidak hanya
sekedar corak saja, akan tetapi batik lereng lesung ini menggambarkan keadaan
kota Cilegon sendiri. Menggambarkan kota cilegon adalah kota industry, agamis,
investasi, budaya dan wisata, kota Cilegon memiliki pelabuhan juga dan kota
pesisir. Batik ini juga digunakan oleh semua sekolah yang ada cilegon, mulai
dari SD, SMP, SMA/SMK bahkan guru/PNS. Yang membedakan batik SD, SMP, SMA/SMK
dan PNS ini terlihat pada warna batiknya. Ada merah untuk SD, biru untuk SMP,
kuning untuk SMA/SMK serta ungu dan coklat untuk guru/PNS. Dari penggunaan
batik lereng ini disetiap sekolah dan guru secara tidak langsung telah
mengajarkan anak-anak muda bahkan sejak SD untuk tetap melestarikan batik khas
Cilegon ini, saya lebih menghargai hasil karya orang lain, mengetahui
makna-makna dari setiap symbol yang terdapat didalam batik dan tetap menjaga
batik lereng lesung mandir ini agar tetap menjadi identitas kota Cilegon. Jika
bukan kita masyarakat kota cilegon lalu siapa yang akan tetap menjaga dan
melestarikan kebudayaan kota kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar