Jumat, 01 Januari 2016

CILEGON PUNYA LERENG LESUNG MANDIRI



Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon berada di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri. Sebutan lain bagi Kota Cilegon adalah Kota Baja mengingat kota ini merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara karena sekitar 6 juta ton baja dihasilkan tiap tahunnya di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon.
disahkannya Peluang yang diberikan Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah semakin memberikan keleluasan bagi Kotamadya Cilegon (selanjutnya disebut Kota Cilegon) untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Kota Cilegon. Peluang tersebut semakin nyata setelah institusi pemerintah di Kota Cilegon menjadi lengkap dengan terbentuknya DPRD Kota Cilegon.
Dengan ditetapkannya dan disahkannya UU No. 15 tahun 1999 tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota Administratif Cilegon berubah menjadi Kotamadya Cilegon, dengan duet kepemimpinan Drs. H. Tb. Rifai Halir sebagai Pejabat Walikota Cilegon dan H. Zidan Rivai sebagai Ketua DPRD Cilegon.
Produk budaya masyarakat cilegon antara lain tarian Bendrong Lesung, Patingtung Bambu, Pencak Silat Khas Cilegon, Rampak Bedug, Yalil, dan Ubrug. Produk Budaya lain berupa benda adalah Golok, alat musik patingtung, dan yang paling terkenal dan baru adalah Batik Lereng Lesung Mandiri
Batik Lereng Lesung adalah batik khas Kota Cilegon. Awal kemunculan batik lereng lesung bermula pada Lomba Desain Batik Cilegon 2006 yang diadakan Bidang Pariwisata dan Budaya Despindak. Hingga akhirnya batik lesung diproduksi dan dipatenkan oleh Wali Kota Cilegon sebagai batik khas Cilegon.
Filosofis batik lereng lesung mandiri :
1.      Simbol ”rumput laut” yang di padu dengan ”isem-isem cecek krambyang” menggambarkan letak geografis Kota Cilegon yang dibatasi oleh garis pantai yang penuh dengan interaksi sebagai kota yang dinamis bagai air laut terus bergerak menghasilkan gelombang dan riaknya, hingga menjadikan kota ini serat dengan dinamika kehidupan.
2.      Simbol ”Lesung” diangkat dari salah satu seni budaya tradisional Kota Cilegon yakni Bandrong Lesung yang merupakan seni budaya yang berkembang dalam masyarakat Kota Cilegon, sekaligus merupakan kristalisasi dari nilai-nilai budaya, estetika, sikap, dan tata kehidupan masyarakat Kota Cilegon. Selain itu simbol lesung berfungsi simbol kembar (lesung = kapal) dan rantai tali jangkar kapal yang melambangkan Kota Cilegon sebagai Kota Pelabuhan, dimana Kota Cilegon mempunyai Pelabuhan Merak dan Cigading yang juga merupakan salah satu motor penggerak perekonomian dan pariwisata.
3.      Simbol ”Kuba Masjid” merupakan gambaran tentang kepercayaan adat istiadat dan agama di Kota Cilegon sebagai manifestasi dan komunikasi masyarakat Kota Cilegon yang bernuansa religius/agamis.
4.      Simbol ”Bunga Melati, Mawar, dan Rumput laut” adalah simbol keadaan alam flora dan fauna Kota Cilegon yang memberikan gambaran bahwa masyarakat Kota Cilegon penuh kasih, cinta, dan ramah tama.
5.      Simbol ”Roda Gerigi” merupakan gambaran bahwa Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri baik secara skala nasional maupun internasional, dan terbuka untuk investor.
Batik lereng lesung mandiri menggambarkan simbol-simbol dari potensi yang dimiliki oleh Kota Cilegon, yaitu :
  1. Cilegon Sebagai Kota Agamis
  2. Cilegon Sebagai Kota Investasi
  3. Cilegon Sebagai Kota Industri
  4. Cilegon Sebagai Kota Budaya dan Wisata
  5. Cilegon sebagai Kot Pelabuhan
  6. Cilegon Sebagai Kota Pesisir
Batik lereng lesung mandiri ini digunakan oleh setiap anak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah menengah Atas, Sekolah Mengengah Kejuruan bahkan sampai Pegawai Negeri Sipil. Batik lereng lesung ini memiliki berbagai macam warna. Warna-warna yang berbeda ini untuk membedakan penggunaannya, ada warna merah untuk siswa-siswi SD, biru untuk siswa-siswi SMP, kuning untuk siswa-siswi SMA/SMK serta warna ungu dan coklat digunakan untuk Pegawai Negeri Sipil. Hampir semua sekolah SD, SMP, SMA/SMK menggunakan batik ini, ada yang digunakan pada hari rabu, kamis atau jumat, tergantung kesepakatan pihak sekolah.
Batik ini salah satu identitas dari suatu daerah. Seperti halnya batik lereng lesung ini yang merupakan identitas dari kota cilegon. Sampai saat ini batik lereng lesung masih digunakan dan dilestarikan. Sebagai masyarakat cilegon saya merasa bangga pernah menggunakan batik ini dan masih ada kebudayaan kota cilegon yang masih dilestarikan sampai saat ini. Dengan penggunaan batik lereng lesung ini saya lebih menghargai hasil karya orang lain, mengetahui makna-makna dari setiap symbol yang terdapat didalam batik dan tetap menjaga batik lereng lesung mandir ini agar tetap menjadi identitas kota Cilegon. Jika bukan kita masyarakat kota cilegon lalu siapa yang akan tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan kota kita?
Dapat disimpulkan bahwa batik lereng lesung mandiri ini tidak hanya sekedar corak saja, akan tetapi batik lereng lesung ini menggambarkan keadaan kota Cilegon sendiri. Menggambarkan kota cilegon adalah kota industry, agamis, investasi, budaya dan wisata, kota Cilegon memiliki pelabuhan juga dan kota pesisir. Batik ini juga digunakan oleh semua sekolah yang ada cilegon, mulai dari SD, SMP, SMA/SMK bahkan guru/PNS. Yang membedakan batik SD, SMP, SMA/SMK dan PNS ini terlihat pada warna batiknya. Ada merah untuk SD, biru untuk SMP, kuning untuk SMA/SMK serta ungu dan coklat untuk guru/PNS. Dari penggunaan batik lereng ini disetiap sekolah dan guru secara tidak langsung telah mengajarkan anak-anak muda bahkan sejak SD untuk tetap melestarikan batik khas Cilegon ini, saya lebih menghargai hasil karya orang lain, mengetahui makna-makna dari setiap symbol yang terdapat didalam batik dan tetap menjaga batik lereng lesung mandir ini agar tetap menjadi identitas kota Cilegon. Jika bukan kita masyarakat kota cilegon lalu siapa yang akan tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan kota kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar