Perkembangan
Bahasa Daerah di SDN Tamansari II
DISUSUN OLEH :
Amanda
Agis Aprodita (2227141495)
Aprianti
Derlis ( 2227141591)
Dean
Trisanti ( 2227141617 )
Irena
Herdiana ( 2227141504 )
Wiwid
Amelia (2227141587 )
Siti
Yulianawati ( 2227141603 )
KELAS : IIC
PRODI :Pendidikan Guru
SekolahDasar
FAKULTAS
:KeguruandanIlmuPendidikan
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat
yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil observasi
ini tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Heriyana
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Bahasa Daerah yang telah memberikan ilmu
dan materinya.
Harapan kami semoga dengan penulisan laporan hasil observasi ini dapat
membuat kita menjadi lebih tahu bagaimana pendidikan bahasa derah disetiap
Sekolah Dasar, membuat bakat dan kreativitas kita sebagai calon guru sekolah
dasar dalam bidang tulis menulis semakin bertambah.
Kami menyadari bahwa laporan hasil observasi ini masih jauh sempurna,
untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar
menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan laporan hasil observasi ini
kami mohon maaf yang setulus-tulusnya.
Serang,
28 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………………..i
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………….…….ii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………3
1.1 Latar
Belakang ...…………………………………………………………….…………….3
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………….………………3
1.3 Tujuan
Penulisan………………………………………………………………….………..3
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………….4
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………...……..6
3.1 Kritik………………………………………………………………………………...……..6
3.2 Saran ……………………………………………………………………………….………6
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa
daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan disuatu wilayah dalam sebuah negara
kebangsaan pada suatu daerah kecil, negara bagian federal, provinsi, atau
daerah yang lebih luas.
Bahasa merupakan salah satu media komunikasi
yang dapat diucapkan secara lisan atau tulisan serta dituturkan disuatu
wilayah. Tanpa bahasa manusia dibumi dianggap sebagai makhluk anti sosial.
Dalam hal ini kami akan
menulis sebuah laporan hasil observasi kami di SDN. Tamansari II untuk memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan bahasa daerah.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana perkembangan
pelajaran bahasa daerah di SDN TamanSari II?
b.
Masih adakah pelajaran
bahasa daerah di SDN TamanSari II ?
c.
Akankah pelajaran
bahasa Daerah diadakan kembali?
1.3 Tujuan
Penelitian
a. Untuk
mengetahui perkembangan pelajaran bahasa daerah di SDN TamanSari.
b. Untuk
mengetahui perkembangan bahasa daerah di SDN TamanSari II.
c. Untuk
mengetahui akankah diadakannya bahasa daerah kembali.
BAB II
PEMBAHASAN
Paparan data
Nama sekolah :
SDN TAMANSARI 2
Studi :
Bahasa daerah
Kelas :
3
Materi :
Perkembangan bahasa daerah di sekolah dasar
Pada
hari selasa, tanggal 24 maret 2015 kami melakukan observasi di SDN TAMANSARI II dengan mewawancarai
ibu Empol Rahmawati S.Pd dengan beberapa pertanyaan diantaranya :
1.
Bagaimana perkembangan
bahasa daerah di SDN TAMANSARI II ?
Menurut ibu Empol,
dahulu bahasa daerah masih dipergunakan di SD ini tetapi setelah Banten
memisahkan diri dari provinsi Jawa Barat dan membuat provinsi sendiri yaitu
provinsi Banten maka bahasa daerah dihilangkan untuk sementara.
2.
Apa alasan bahasa
daerah dihilangkan untuk sementara ?
Karena, di sini banyak
pendatang dari luar banten maka lambat laun bahasa ibu dibanten sudah mulai
jarang digunakan, maka pemerintah daerah banten menyerahkan kewenangan kepada
sekolah masing-masing untuk menggunakan mulok yang lain selain bahasa daerah,
yaitu BTA (Baca Tulis Al-quran) atau TIK (Teknologi Ilmu Komunikasi)
3.
Jika bahasa daerah
diadakan kembali, apakah sekolah akan siap?
Siap jika SK (surat
keputusan) dari pemerintah keluar, kurikulum ada dan buku bahasa daerah
tersedia. Karena sebenarnya bahasa daerah itu sangat penting karena untuk
melestarikan bahasa daerahnya agar tidak pudar.
Dari
hasil wawancara diatas dapat kami simpulkan bahwa bahasa daerah di SDN.
TAMANSARI II sudah tidak dipergunakan lagi semenjak Banten memisahkan diri dari
provinsi Jawa Barat. Dan mulok yang seharusnya bahasa daerah diganti dengan BTA
karena bahasa daerah diprovinsi banten terdapat 2 bahasa yaitu sunda dan jawa
serta pendatang baru yang mayoritas yang tidak menguasai dari 2 bahasa itu.
Jika ingin bahasa daerah diadakan kembali di sekolah dikota cilegon sebenarnya
pihak sekolah sudah siap, namun SK dari pemerintah tidak keluar, dan penunjang
pembelajaran seperti buku ataupun SDM yang belum memadai. Karena bahasa daerah
itu sangat penting bagi warga yang tinggal didaerah banten untuk sebagai
penerus yang mampu berbahasa daerahnya sendiri.
Murid-murid
di SDN TAMANSARI II ada yang berpendapat setuju untuk diadakan kembali bahasa
daerah dan ada juga yang berpendapat tidak setuju untuk diadakan kembali bahasa
daerah disekolahnya. Murid yang setuju berpendapat mereka suka jika bahasa
daerah diadakan kembali (jika bahasa jawa) karena mereka bisa bahasa itu,
sementara yang tidak setuju berpendapat mereka tidak suka karena mereka seorang
perantau yang tidak menguasai bahasa jawa serta
akan cukup rumit dan lama memahaminya jika diadakan dan menjadi pelajaran yang
harus bisa dikuasai.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kritik
Kurangnya perhatian dan ketegasan
pemerintah terhadap bahasa daerah membuat beberapa sekolah bingung dan tidak mengadakan pelajaran bahasa
daerah
serta bahan penunjang
pembelajaran yang tidak memadai. oleh sebab itu beberapa anak-anak sekolah dasar
khususnya pendatang baru tidak bisa menguasai dan mengetahui bahasa daerah yang
ada di Banten.
3.2
Saran
Sebaiknya bahasa daerah diadakan kembali di Sekolah Dasar
yang tidak terdapat bahasa daerah, agar generasi penerus bangsa dapat menguasai
dan melestarikan bahasa daerah tersebut. sedangkan
untuk pemerintah disarankan agar lebih memperhatikan sarana dan prasarana penunjang
pelajaran bahasa daerah. Selain itu pemerintah harus lebih tegas bahasa apa yang harus
dipelajari di Sekolah Dasar (bahasa sunda saja, jawa, atau keduanya) agar tidak
ada perbedaan antara sekolah satu dengan sekolah yang lainnya, agar bahasa
daerah banten tetap terjaga dan semua penduduknya mampu berbahasa dengan bahasa
daerahnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar